Ada hantu di Viet Nam

Suatu Malam di Ho Chi Minh City, Viet Nam di bulan Januari 2013, setelah lelah tour seharian ke cu chi tunnel, Saya, Agus, dan Rangga pun berbaring di hotel. Saat saya  dan Rangga sedang asyik main HP, tiba2 Agus yang sudah tidur2 ayam seperti mengigau. Rangga dengan santai cuma menanggapi dengan tawa. ” Apaan sih si Agus, ngigau dia” katanya.

Tapi tiba2 saya dengar Agus bilang “Ran, tolong…”. Saya pun melompat kaget. “Kenapa loe gus?” kata saya.”Barusan gue ketindihan, ga bisa gerak. Kaya ada tangan diperban yang keluar dari tembok mau nyekek gue, tapi gue ga bisa apa2. Gue panggil2 malah pada ketawa”.  “Lah, sumpah loe kaya ngigau aja tadi, pas terakhir baru gue dengan loe minta tolong”. ” Masa sih?” kata Agus ” Pantesan loe pada ketawa2 aja. Udah ah, gue pindah tidur sebelah loe aja. Si Rangga suruh tidur di tempat tidur gue”

Rangga pun pindah ke tempat tidur Agus, sementara Agus pindah ke sebelah saya. Tapi tidak lama kemudian…. “Ndhy, loe dengar suara orang batuk ga?” cetus Rangga. ” Hah?! ngga tuh. Serius loe?” ” Iya, kaya ada suara kakek2 batuk”. ” Wah, ini mungkin ada yang ngikut dari cu chi tunnel tadi. Secara tadi kita masuk terowongan bekas perang.”

Akhirnya malam itu kami bertiga baca2 doa & ayat2 dulu sebelum tidur, dan untungnya tidak ada kejadian aneh lagi malam berikutnya.

Saat itu sekitar tahun 2010, ga banyak yang tahu siapa dia. Rasanya baru kemarin orang ini dtg ke kita, mengutarakan niat jd Gubernur DKI. Reaksi kita saat itu: “ni orang gila, udah double minoritas, ga punya uang pula, mau jd gubernur”. Tp krn kita percaya ini orang bener, kita ajak kesana kemari, kita kenalkan sm byk orang, kita bikinkan seminar, acara2. Saat itu reaksi orang cuma ketawa. Ga ada yg anggap serius. Tp liat skr dia baru saja dilantik jadi Gubernur DKI. Banyak orang mengelukan. Selamat bos, semoga amanah. Kami selalu mendukung dan mendoakan. #gubernurahok – with Yusuf, Agus Tri, A Budi, pradhana , and yuddi

View on Path

Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin dan ketinggalan pesawat!

Yah, mungkin kalimat di atas susah dipercaya, tapi itu benar-benar terjadi kepada saya dan teman-teman. Jadi, ceritanya begini, bulan Januari lalu saya, dan dua orang teman saya; Agus dan Rangga punya rencana untuk travelling ke Ho chi Minh City.  Kami menggunakan maskapai lion air dengan transit di Singapura. Sampai di Singapura kami diberikan kartu transit oleh petugas setempat. Saya tanya kepada petugas tersebut berapa lama transitnya, dia bilang 30 menit, masih sempat kok untuk ke toilet atau ngopi-ngopi dulu. Karena itu kami pun pergi ke toilet dan ke smoking room terdekat karena Agus dan Rangga mau merokok dulu. Selesai merokok kami langsung menuju gate yang telah ditentukan di kartu transit. Perasaan saya langsung tidak enak karena pesawat kok tidak terlihat dari jendela, dan gate tersebut juga kosong tidak ada kegiatan apa-apa. Lalu saya dan Rangga memutuskan untuk bertanya ke informasi. Di informasi petugas di sana bilang: “Jelas aja kosong, pesawatnya udah berangkat daritadi!”

      Satu hal dalam pikiran saya saat itu, bagaimana dengan koper saya? Saya pun menelpon om saya di Jakarta untuk menghubungi lion air di Jakarta menanyakan koper saya sambil saya mencoba bertanya ke perwakilan lion air di Singapura. Setelah bertanya kesana kemari ternyata koper saya ada di bagian lost and found. Ternyata kalau orangnya tidak naik, maka kopernya akan dikeluarkan dari pesawat. Artinya kami lama sekali nongkrong di smoking room, karena mengeluarkan koper saya di antara sekian banyak bagasi kan butuh waktu tidak sebentar.

      Setelah bolak-balik mengurus ke informasi dan lost and found dengan hati cemas akhirnya koper saya berhasil ditemukan. Hati saya tenang karena kalaupun toh tidak dapat tiket pesawat ke Ho Chi Minh hari itu kami bisa menginap di Singapura. Atau kalaupun tidak jadi ke Ho chi Minh paling tidak saya ada baju untuk dipakai..hehe..

     Setelah koper saya aman, kami pun keliling terminal 1-3 di Changi Airport untuk mencari tiket termurah ke Ho chi minh. Dan akhirnya kami dapat tiket maskapai Jet Star untuk penerbangan sore hari. Karena tiket dan koper sudah di tangan kami pun mencari makan siang sambil menunggu penerbangan selanjutnya.

      Moral of the story: di Bandara Changi tidak ada panggilan suara untuk boarding, jadi cek baik2 di monitor. Kedua: kalau transit di bawah 30 menit lebih baik langsung ke gate deh, kalau mau pipis pun kalau bisa di tahan sampai di pesawat. Ketiga: Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin dan ketinggalan pesawat! karena itu, hati-hati! hehe 🙂

 

 

 

Transportasi dari Bangkok ke Pattaya

Postingan kali ini saya mau berbagi informasi mengenai transportasi dari Bangkok ke Pattaya dan sebaliknya. Sebenarnya ada banyak cara menuju Pattaya dari Bangkok, tetapi saya hanya akan memberikan informasi tentang transportasi yang pernah saya gunakan.

Dari Bangkok menuju Pattaya waktu itu saya menggunakan Pattaya Van (informasi lebih lanjut bisa dilihat di http://www.pattayavan.com)  Transportasi ini mirip dengan Travel Jakarta Bandung. Harga tiketnya 100 baht (Mei 2013). Travel van ini bisa jadi pilihan untuk anda yang tidak membawa banyak koper / bawaan, karena di dalamnya cukup sempit dan tidak ada bagasi di belakang untuk menaruh barang bawaan. Kelebihannya adalah travel van ini lebih cepat sampai dan  berhenti dekat sekali dengan pantai (dekat Pattaya walking street). Untuk dapat menuju pool travel van ini anda bisa menggunakan BTS dan turun di stasiun Victory Monument. Poolnya terletak tidak jauh dari stasiun BTS Victory Monument.

Image         Image

 Ketika pulang dari Pattaya menuju Bangkok karena saya tidak mau sempit-sempitan lagi di Travel van maka saya browsing2 dan menemukan informasi tentang Bus Pattaya ke Bangkok (www.pattayabus.com). Dari pantai ke Terminal bus saya menggunakan Taxi. Tiket Pattaya bus menuju Bangkok seharga 124 Baht. Lebih mahal sedikit daripada Travel van, tapi lebih nyaman, dan bisa menaruh barang2 di bagasi. Bus menuju Bangkok sebetulnya ada beberapa terminal tujuan di Bangkok, tetapi saya memilih terminal yang lebih dekat ke hotel saya di Bangkok yaitu terminal Ekamai. Perjalanan dari Pattaya menuju Bangkok kurang lebih memakan waktu 2 jam. Sampai di terminal Ekamai, Stasiun BTS Ekamai terletak persis di depan terminal sehingga memudahkan saya untuk menuju hotel.

Image